PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Definisi dan Dasar
Pengambilan Keputusan
Stoner
memandang pengambilan keputusan sebagai proses
pemilihan suatu arah
tindakan sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah
tertentu. Siagian mengartikan
pengambilan keputusan sebagai usaha sadar
untuk menentukan satu
alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah.
Salusu mendefinisikan
pengambilan keputusan sebagai proses memilih
suatu alternatif cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk
menemukan dan menyelesaikan
masalah organisasi. Handoko melihat
pengambilan keputusan
sebagai proses di mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu
masalah tertentu.
Dari beberapa
pengertian tentang pengambilan keputusan yang dikemukakan
oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses
pemilihan satu alternatif
dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah.
Menurut
George Terry (dalam Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar pengambilan
keputusan adalah :
a) Intuisi. Keputusan
berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan.
Sehingga sangat
dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan.
b) Rasional.
Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dan
konsisten karena
berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang.
c) Fakta. Pengambilan
keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yang
terjadi sehingga
keputusan yang dimabil dapat lebih sehat, solid dan baik.
d) Wewenang.
Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer
yang memiliki kedudukan
lebih tinggi dari bawahannya.
e) Pengalaman.
Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang
manajer.
Jenis-Jenis
Keputusan Organisasi
Secara
umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua
bentuk, yakni
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram (Siagian,
1987:25-26; Salusu,
1996:63).
a) Keputusan
terprogram
Keputusan
terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung
berulang kali dan
diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram
biasanya menyangkut
pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak
memerlukan pengarahan
dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
b) Keputusan tidak
terprogram
Keputusan
tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana
ada suatu
kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah
yang timbul. Biasanya
keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar
mengenali bentuk, hakekat
dan dampaknya.
Faktor-Faktor
dalam mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1. Posisi / Kedudukan
Dalam rangka pengambilan keputusan,
posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut :
-
Letak
Posisi
= dalam hal ini apakah ia sebagai
pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision
taker) ataukah staf (staffer).
-
Tingkatan
Posisi
= dalam hal ini apakah sebagai strategi,
policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2. Masalah
Masalah
atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau
dikehendaki dan harus diselesaikan.
3. Situasi
Situasi
adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain,
dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa
yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor
itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:
-
Faktor-faktor
yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau
tetap keadaanya.
-
Faktor-faktor
yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu
berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. Kondisi
Kondisi
adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya ber-buat atau
kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor
tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan
yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan.
Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
Implikasi Manajerial
Proses Pengambilan Keputusan dalam
partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan
kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat
khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.