Jumat, 25 April 2014

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI



Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Stoner memandang pengambilan keputusan sebagai proses
pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah
tertentu. Siagian mengartikan pengambilan keputusan sebagai usaha sadar
untuk menentukan satu alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah.
Salusu mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses memilih
suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Handoko melihat
pengambilan keputusan sebagai proses di mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu.
Dari beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan yang dikemukakan
oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses
pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah.
Menurut George Terry (dalam Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar pengambilan
keputusan adalah :
a) Intuisi. Keputusan berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan.
Sehingga sangat dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan.
b) Rasional. Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dan
konsisten karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang.
c) Fakta. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yang
terjadi sehingga keputusan yang dimabil dapat lebih sehat, solid dan baik.
d) Wewenang. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer
yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya.
e) Pengalaman. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang
manajer.
Jenis-Jenis Keputusan Organisasi

Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua
bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram (Siagian,
1987:25-26; Salusu, 1996:63).
a) Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung
berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram
biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak
memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
b) Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana
ada suatu kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah
yang timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar
mengenali bentuk, hakekat dan dampaknya.
Faktor-Faktor dalam mempengaruhi Pengambilan Keputusan

  1.   Posisi / Kedudukan
Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut :
-          Letak Posisi
= dalam hal ini apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
-          Tingkatan Posisi
= dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
  2.   Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.    
  3.  Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:
-             Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
-             Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
  4.    Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau
 kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
  5.  Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
Implikasi Manajerial
            Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.